Haloo semuanya, ini adalah lanjutan dari artikel Analisis Regresi Linier Berganda Menggunakan SPSS. Sesuai janji di artikel sebelumnya kali saya akan membahas bagaimana cara membaca t-tabel dan bagaimana dasar pengambilan keputusan dalam Uji t. Seperti yang kita tahu Uji t ini sering digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian dan hasil dari analisis dari Uji t ini dapat menjawab hipotesis penelitian kita apakah H1 diterima atau ditolak.
Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu kita tetapka apa yang disebut dengan probabilitas. Probabilitas itu adalah taraf signifikansi atau sering disebut alpha α.
Probabilitas 1 arah dan probabilitas 2 arah
Jenis
probabilitas tergantung pada rumusan hipotesis yang akan kita uji. Misal
kita ingin menguji suatu hipotesis ” Dari sisi ini, pengujian hipotesis
memiliki dua bentuk pengujian yaitu pengujian satu arah dan pengujian
dua arah. Pengujian satu arah atau dua arah tergantung pada perumusan
hipotesis yang akan kita uji. Misalnya jika hipotesis kita berbunyi, “Return on Asset berpengaruh positif terhadap Interest Coverage Ratio ”. Maka pengujiannya
menggunakan uji satu arah. Artinya semakin tinggi profitabilitas maka semakin rendah kemungkinan terjadinya kesulitan keuangan”.
Tetapi
jika hipotesisnya berbunyi, “ Return on Asset berpengaruh terhadap Interest Coverage Ratio”. Artinya profitabilitas bisa berpengaruh positif , tetapi juga bisa
berpengaruh negatif terhadap kesulitan keuangan. Maka, pengujiannya menggunakan
uji dua arah.
Rumus t-Tabel dua arah
Rumus untuk mencari nilai t-tabel yaitu:
t-tabel = (α/2; df)
Keterangan:
Jika tingkat kepercayaan 95% maka nilai α = 5% atau 0,05.
df = derajat bebas (degree of freedom) ditentukan dengan rumus: n-k, dimana:
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel (independen & dependen).
Contoh hasil uji t:
Misalnya dalam penelitian saya terdapat 35 sampel dan 3 variabel. Maka nilai df adalah 35-3=32.
Karena Hipotesis penelitian saya sifatnya 2 arah maka rumus untuk mencari nilai t-tabel yaitu:
= 0,05/2 ; df = 32.
= 0,023 ; df = 32.
Kita coba lihat di di distribusi nilai t-Tabel.
Terlihat dari nilai α/2 = 0,025 dan nilai df = 32, maka nilai t-Tabel dari penelitian saya yaitu sebesar 2,037.
Dasar Pengambilan Keputusan
Jika thitung > ttabel,
atau -thitung < -ttabel maka H1 diterima dan H0 ditolak
Jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H1 ditolah dan H0 diterima.
Kita coba lihat hasil uji t yang sudah dilakukan di artikel sebelumnya
Pengaruh
Return on Asset Terhadap Interest Coverage Ratio
Maka hasil yang diperoleh
dari perbandingan thitung dengan ttabel adalah thitung > ttabel (6,901 > 2,037),
sehingga pada tingkat kekeliruan 5% H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti
variabel Return on Asset yang diberikan secara parsial berpengaruh terhadap Interest
Coverage Ratio.
Hasil ini juga ditunjukkan
oleh nilai signifikansi uji statistik untuk variabel Return on Asset sebesar 0,000, artinya kesalahan untuk
mengatakan ada pengaruh terhadap Interest Coverage Ratio hanya 0,0% atau berarti lebih
kecil dari tingkat kesalahan yang dapat diterima sebesar 5% sehingga dapat
diputuskan untuk menolak H0. Kesimpulannya, Return on Asset berpengaruh
signifikan terhadap Interest Coverage Ratio.
Pengaruh
Debt to Asset Ratio Terhadap Interest Coverage Ratio
Maka hasil yang diperoleh
dari perbandingan thitung dengan ttabel adalah thitung > ttabel (-2,043 <-
2,037), sehingga pada tingkat kekeliruan 5% H0 ditolak dan H1 diterima yang
berarti variabel Debt to Asset Ratio yang diberikan secara parsial berpengaruh
terhadap Interest Coverage Ratio.
Hasil ini juga ditunjukkan
oleh nilai signifikansi uji statistik untuk variabel Debt to Asset Ratio sebesar
0,49, artinya kesalahan untuk mengatakan ada pengaruh terhadap Interest Coverage Ratio hanya 4,9% atau berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan yang dapat diterima
sebesar 5% sehingga dapat diputuskan untuk menolak H0. Kesimpulannya, Debt to
Asset Ratio berpengaruh signifikan terhadap Interest Coverage Ratio.
Untuk download t-tabel silahkan bisa download disini.
Terima kasih ^^