Halo
semuanya, kali ini saya akan berbagi mengenai bagaimana langkah-langkah untuk
melakukan regresi linier berganda berikut dengan analisisnya. Program yang
digunakan yaitu SPSS, kebetulan saya menggunakan SPSS versi 23.
Hal
pertama yang harus disiapkan yaitu file yang berisi semua perhitungan variable
kalian, misal dalam penelitian saya ada 3 variabel dengan masing-masing
indikator : (X1) Return on Asset, (X2) Debt to Asset
Ratio dan (Y) Interest Coverage Ratio. Yang akan kita masukan kedalam spss adalah
semua hasil perhitungan dari setiap indikator variable kita.
Misalnya
seperti gambar di bawah ini yang merupakan hasil setiap perhitungan variable.
Bila
perhitungan semua indicator variable kita sudah disiapkan, maka kita akan bisa
melakukan analisis regresi linier berganda dengan SPSS. Langkah2nya:
Silahkan buka program SPSS, kemudian
buat file baru isi dengan nama missal perhitungan regresi berganda.
Masuk ke variable view, dan isi
sesuai dengan nama variable kalian masing-masing. Jangan lupa jika skala
indicator variable kalian rasio maka di pilihan measure pilih “Scale”, jika
indikatornya berupa nominal maka pilih “Nominal”. Untuk yang ordinal saya
sarankan jangan gunakan SPSS, tapi gunakan program lain seperti SEM-PLS supaya
hasil analisis lebih akurat.
Untuk pengaturan lainnya silahkan isi
sesuai kebutuhan saja.
Selanjutnya klik Data View, lalu copy
semua hasil perhitungan indicator variable ke dalam spss, pastikan semua file
tercopy.
Jika sudah, sebelum kita melakukan analisis regeresi linier berganda kita harus melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Pertama kita lakukan uji normalitas, Menurut Husein Umar (2011:182) mendefinisikan uji normalitas sebagai berikut: “Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak”. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
Kali ini kita akan menggunakan uji normalitas
dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Sebelum
uji normalitas, kita buat variable Unstandardized Residual, caranya: Klik menu
Analyze, pilih Regression, pilih Linier, kemudian masukan indicator variable
kita baik yang dependen ataupun yang independen.
Kemudian klik di bagian Save, dan ceklis
Unstandardized di bagian Residuals. Klik Continue, langsung Klik OK. Maka
hasilnya akan muncul variable baru yaitu RES_1.
Untuk sementara abaikan output SPSS yang muncul,
lalu selanjutnya lakukan uji Kolmogorov-Smirnov
dengan klk Menu Analyze, pilih
Nonprametric Tests, pilih Legacy_Dialogs, klik bagian 1-Sample K_S
Maka akan muncul kotak dialog baru, kemudian
masukan variable Unstadardized Residuals ke dalam Test Variable List seperti
pada gambar di bawah ini, Langsung Klik OK.
Maka akan muncul output seperti ini.
Perhatikan apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) di atas 0,05 maka data dikatakan
berdistribusi normal, Singgih Santoso (2002:393).
Jika kalian mengalami kasus seperti
saya dimana data tidak berdistribusi normal (terlihat dari nilai Asym Sig yang
lebih kecil dari 0,05) maka kita harus menjadikan ata tersebut menjadi normal.
Salah satu penyebab kenapa data tidak berdistribusi normal adalah karena adanya
banyak ketimpangan nilai di indicator variable kita, banyaknya nilai yang
terlalu tinggi, atau terlalu rendah yang membuat data menjadi extreme (tidak
normal). Untuk normalisasi bisa menggunakan beberapa cara salah satunya yaitu
metode eliminasi data, kita akan hapus data-data yang tidak berdistribusi
normal.
Untuk mengetahui apakah data kita
normal atau tidak yaitu:
a. Klik menu Analyze, pilih Descriptives
Statistics, lalu klik Descriptives, masukan semua variable kita baik yang
dependen maupun yang independen. Jangan lupa ceklis di bagian Save Standardized
Values as Variables, tekan OK.
b. Jika Sudah maka akan muncul nilai
Zsetiap indicator variable:
Lakukan
eliminasi (penghapusan data yang lebih besar dari 1,96 (untuk nilai yang
bersifat positif) atau lebih besar dari -1,96 (untuk nilai yang bersifat
negative).
Jika
sudah dihapus ulangi langkah awal poin a
dan jika muncul variable baru lagi lakukan eliminasi kembali sampai nilai
variable kita tidak lebih besar dari 1, 96 ataupun -1,96.
Jika
sudah lakukan eliminasi data kita coba lakukan kembali uji Kolmogorov-Smirnov seperti di langkah ke - 6. Kita lihat setelah
saya melakukan eliminasi jumlah data yang tersisa yaitu sebanyak 35 data, dan
saya lakukan kembali uji Kolmogorov-Smirnov
ternyata hasilnya seperti di bawah ini:
Terlihat
nilai Asymp Sig. sebesar 0,200 yang berari lebih besar dari 0,05, maka data
dikatakan berdistribusi normal.
Selanjutnya kita akan melakukan uji asumsi klasik yang lainnya seperti: Pengujian Multikolinearitas, Pengujian Heterokedastisitas, Pengujian Autokorelasi. Langkah-langkahnya (Langkah ini sudah termasuk dalam cara untuk melakukan analisis regresi linier berganda) sebagai berikut:
Selanjutnya kita akan melakukan uji asumsi klasik yang lainnya seperti: Pengujian Multikolinearitas, Pengujian Heterokedastisitas, Pengujian Autokorelasi. Langkah-langkahnya (Langkah ini sudah termasuk dalam cara untuk melakukan analisis regresi linier berganda) sebagai berikut:
a. Klik Menu Analyze, pilih Regression,
klik Linier, pastikan variable dependent dan independent terisi dengan benar,
lalu klik bagian statistics dan ceklis seperti di bawah ini:
b. Klik Continue, Lalu I bagian
Plots masukan SRESID di kolom Y dan
ZPRED di Kolom X. Lihat Gambar di bawah ini:
Lalu
klik Continue, kemudian klik OK. Setelah itu lihat output SPSS nya kita akan
coba analisis satu-persatu.
Pengujian Multikolinearitas
Lihat
nilai VIF, apabila nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi Multikolinearitas.
Berdasarkan output di atas maka dapat disimpulkan tidak terdapat
multikolinieritas diantara tingkat variabel Return on Asset dan Debt to Asset Ratio.
Pengujian Heterokedastisitas
Pada
Gambar di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar
baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi, sehingga model regresi
layak dipakai untuk memprediksi Intrest Coverage Ratio berdasarkan variabel independen Return on Asset dan Debt to Asset Ratio.
Pengujian Autokorelasi
Berdasarkan
hasil pengolahan diperoleh nilai statistik Durbin-Watson (DW) = 1.731,
sementara dari Tabel d untuk jumlah variabel bebas = 2 dan jumlah pengamatan n
= 35 diperoleh batas bawah nilai Tabel (dL) = 1.343 dan batas atas (dU) = 1.584.
Karena nilai Durbin-Watson model regresi (1.731) lebih besar dari batas atas
(dU) 1.584 dan kurang dari 4 – 1.584 (4 – dU), maka dapat disimpulkan bahwa
kita tidak bisa menolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi.
Karena
keempat asumsi regresi sudah terpenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
estimasi model regresi sudah memenuhi syarat BLUE (Best Linear Unbias
Estimation) sehingga dikatakan kesimpulan yang diperoleh dari model regresi
sudah menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
HASIL ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
Hasil koefisien regresi yang diperoleh dari
tabel di atas dapat ditulis dalam bentuk persamaan yang menggambarkan hubungan
data X dan Y yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = 0,036 + 13,.022 X1 – 0,398 X2
HASIL
ANALISIS KORELASI
Hubungan antara nilai Return
on Assets dengan Interest Coverage Ratio ketika Debt to Asset Ratio tidak berubah
adalah sebesar 0,773, artinya tingkat Return on Assets memiliki hubungan kuat
dengan Interest Coverage Ratio. Hal ini terlihat dari nilai korelasi berada
diantara 0,60 hingga 0,799 yang tergolong dalam kategori kuat.
Hubungan antara nilai Debt
to Asset Ratio dengan Interest
Coverage Ratio ketika Return on Assets tidak berubah adalah sebesar -0,340, artinya tingkat Debt to
Asset Ratio memiliki hubungan rendah dengan Interest Coverage
Ratio. Hal ini terlihat dari nilai korelasi berada diantara 0,60 hingga 0,799
yang tergolong dalam kategori kuat.
Pedoman
untuk memberikan Interpretasi
Koefisien
Korelasi
Interval
Koefisien
|
Tingkat Hubungan
|
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80
– 1,000
|
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat
Kuat
|
(Sumber: Sugiono, 2011:184)
HASIL
ANALISIS KORELASI BERGANDA
Berdasarkan data di atas
dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi ganda (R) adalah sebesar 0,775,
artinya Return on Asset & Debt to Asset Ratio memiliki hubungan cukup kuat
dengan Interest Coverage Ratio (lihat pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi).
Kd = (r)2 x 100 %
= (0,775)2 x 100 %
= 0,601 x 100%
= 60,1%
UJI
HIPOTESIS:
Ketentuan:
Jika thitung > ttabel,
atau -thitung < -ttabel maka H0 ditolak
Jika –ttabel ≤ thitung
≤ ttabel, maka H0 diterima.
Maka hasil yang diperoleh
dari perbandingan thitung dengan ttabel adalah thitung > ttabel (6,901 > 2,037),
sehingga pada tingkat kekeliruan 5% H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti
variabel Return on Asset yang diberikan secara parsial berpengaruh terhadap Interest
Coverage Ratio.
Hasil ini juga ditunjukkan
oleh nilai signifikansi uji statistik untuk variabel Return on Asset sebesar 0,000, artinya kesalahan untuk
mengatakan ada pengaruh terhadap Interest Coverage Ratio hanya 0,0% atau berarti lebih
kecil dari tingkat kesalahan yang dapat diterima sebesar 5% sehingga dapat
diputuskan untuk menolak H0. Kesimpulannya, Return on Asset berpengaruh
signifikan terhadap Interest Coverage Ratio.
Pengaruh
Debt to Asset Ratio Terhadap Interest Coverage Ratio
Maka hasil yang diperoleh
dari perbandingan thitung dengan ttabel adalah thitung > ttabel (-2,043 < -2,037), sehingga pada tingkat kekeliruan 5% H0 ditolak dan H1 diterima yang
berarti variabel Debt to Asset Ratio yang diberikan secara parsial berpengaruh
terhadap Interest Coverage Ratio.
Hasil ini juga ditunjukkan
oleh nilai signifikansi uji statistik untuk variabel Debt to Asset Ratio sebesar
0,49, artinya kesalahan untuk mengatakan ada pengaruh terhadap Interest Coverage Ratio
hanya 4,9% atau berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan yang dapat diterima
sebesar 5% sehingga dapat diputuskan untuk menolak H0. Kesimpulannya, Debt to
Asset Ratio berpengaruh signifikan terhadap Interest Coverage Ratio.
Untuk Link download tutorial dalam bentuk file word silahkan download disini. Jika ada yang ditanyakan silahkan tanyakan lewat kolom komentar. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan, untuk artikel selanjutnya akan dibahas mengenai bagaimana cara membaca t-tabel dan tabel Durbin Watson.
*Update: untuk cara membaca t-tabel dan analisis pengambilan keputusannya bisa dibaca disini
*Update: untuk cara membaca t-tabel dan analisis pengambilan keputusannya bisa dibaca disini
Terima Kasih ^^.
2 komentar
Write komentarOlah Data SPSS, AMOS, LISREL
ReplyEVIEWS, SMARTPLS, GRETL, STATA, MINITAB dan DEAP 2.1
WhatsApp : +6285227746673
IG : @olahdatasemarang
Olah Data Semarang
ReplyWhatsapp 085227746673
Terima Jasa Olah Data
SPSS, EVIEWS, STATA, SmartPLS, DLL
STATA 17 Full Version
Link Download
dik.si/STATA17
SmartPLS 3.3.3 Full Version
Link Download
dik.si/SM333
Eviews 12 Full Version
Link Download
dik.si/Eviews
EmoticonEmoticon